Senin, 27 Mei 2013

Pose

Setiap Penyakit Itu Pasti Selalu Ada Obatnya

Penyakit tidak harus dihadapi dengan berperang atau digempur dengan obat antibiotik yang justru menjadikan bakteri dan virus bermutasi menjadi jenis baru yang lebih bandel dan ganas. Penyakit harus dihadapi dengan upaya peningkatan daya tahan tubuh secara sabar dan terus menerus. Dengan pola makan serta gaya hidup jasmani dan ruhani yang baik, tubuh bisa menyembuhkan dirinya sendiri. Kecuali untuk kasus-kasus gawat darurat yang memerlukan tindakan medis tertentu. Dengan demikian, ayat tersebut di atas bisa ditafsirkan ke dalam beberapa pengertian. Pertama, Allah menyembuhkan suatu penyakit secara langsung sehingga membuat penyakit tersebut tiba-tiba hilang secara ajaib, baik dengan doa atau pun tidak. Kesembuhan seperti ini lebih bersifat pasif, untung-untungan, dan menunggu mukjizat. Kedua, Allah menyembuhkan melalui faktor di luar diri penderita sakit (semisal dokter, tabib, terapis) dan benda (semisal obat, ramuan, alat-alat). Ini berarti kesembuhan diraih melalui perantara dan ikhtiar tertentu. Ketiga, Allah sudah menitipkan kekuatan-Nya dalam tubuh manusia untuk menyembuhkan dirinya sendiri. Penyembuhan dengan cara self-healing ini bisa dipelajari oleh semua manusia. Allah sudah menitipkan kekuatan-Nya dalam tubuh manusia untuk menyembuhkan dirinya sendiri وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ “dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan Aku,” (Q.S. Asy-Syu’araa [26] :80) Az-Zamakhsary dalam Tafsir Al-Kasyaaf mengatakan bahwa sakit itu akibat ulah manusia sendiri yang bersumber dari makanan dan minuman yang dikonsumsi dan kemudian Allah lah yang menyembuhkan. Al-Qurthuby dalam Jami’ul Ahkam mengungkap sebuah makna lain, yaitu bahwa sakit itu datang dari setan sedangkan sembuh datang dari Allah. Al-Alusy dalam Ruhul Ma’any berpendapat bahwa hakikatnya sakit juga takdir dari Allah. Tapi demi adab kesopanan, hal-hal buruk tidak pantas disandangkan penyebabnya kepada Allah Swt. Nabi saw. bersabda, "Masing-masing penyakit pasti ada obatnya. Kalau obat sudah mengenai penyakit, penyakit itu pasti akan sembuh dengan izin Allah." (HR.Muslim & Ahmad) Rasulullah saw. juga bersabda, "Tidaklah Allah menurunkan suatu penyakit, melainkan Dia menurunkan obatnya." (Muttafaq 'alaih) Dua hadist di atas mengandung pengabsahan terhadap adanya sebab musabab dan sanggahan terhadap orang yang menolak kenyataan tersebut. Ungkapan, "Setiap penyakit pasti ada obatnya," artinya bisa bersifat umum sehingga termasuk di dalamnya penyakit-penyakit yang mematikan dan berbagai penyakit yang tidak bisa disembuhkan oleh para dokter karena belum ditemukan obatnya. Padahal Allah telah menurunkan obat setiap penyakit, akan tetapi manusia belum dapat menemukannya, atau Allah belum memberikan petunjuk kepada manusia untuk menemukan obat penyakit itu. Dan hadist ini juga menjadi penguatan jiwa bagi orang-orang yang sedang sakit untuk tidak berputus asa untuk memperoleh kesembuhannya, karena Allah telah memberikan obat untuk penyakitnya itu. Semua penyakit dapat disembuhkan, kecuali penyakit tua. Karena masa tua itu adalah masa yang pasti di alami seluruh manusia tanpa terkecuali. Wallahu A'lam....

Terapi Asmarazzati

Rabu, 14 November 2012

Lepas dari Cengkeraman Hutang

Tidak seorangpun manusia yang suka terlilit hutang. Baik dia beriman maupun tidak. Sebab ketika terbebani hutang seseorang biasanya menjadi bingung dan kehabisan gairah beraktifitas. Kreatifitas diri dan dinamika menurun. Ia tenggelam dalam kesedihan dan perasaan tertekan memikirkan hutangnya yang belum sanggup ia lunasi. Abu Said Al-Khudhri radhiyallahu ’anhu bertutur: “Pada suatu hari Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam masuk masjid. Tiba-tiba ada seorang sahabat bernama Abu Umamah radhiyallahu ’anhu sedang duduk di sana. Beliau bertanya: ”Wahai Abu Umamah, kenapa aku melihat kau sedang duduk di luar waktu sholat?” Ia menjawab: ”Aku bingung memikirkan hutangku, wahai Rasulullah.” Beliau bertanya: ”Maukah aku ajarkan kepadamu sebuah do’a yang apabila kau baca maka Allah ta’aala akan menghilangkan kebingunganmu dan melunasi hutangmu?” Ia menjawab: ”Tentu, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda, ”Jika kau berada di waktu pagi maupun sore hari, bacalah do’a: ”Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari tekanan hutang dan kesewenang-wenangan manusia.” Kata Abu Umamah: ”Setelah membaca do’a tersebut, Allah ta’aala berkenan menghilangkan kebingunganku dan membayarkan lunas hutangku.” (HR Abu Dawud 4/353) Ada beberapa pelajaran yang bisa ditarik dari hadits di atas. Di antaranya ialah ternyata sahabat merupakan manusia biasa seperti kebanyakan manusia pada umumnya. Bilamana ia terlibat hutang maka ia menjadi bingung dan sedih. Hal ini jelas dinyatakan oleh Abu Umamah radhiyallahu ’anhu. Sahabat yang satu ini saking sedih dan bingungnya menghadapi lilitan hutang hingga kedapatan oleh Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam sedang berdiam diri di dalam masjid di luar jam biasanya seseorang berada di masjid. Pelajaran lainnya ialah bahwa sahabat tatkala ditawari doa oleh Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam untuk menghilangkan kebingungan dan mengatasi beban hutangnya, maka tanpa ragu sedikitpun ia menyambut dan menerimanya. Bahkan dengan segera ia amalkan, sehingga dengan izin Allah subhaanahu wa ta’aala tak lama sesudah ia rajin berdoa, Allah subhaanahu wa ta’aala berkenan mengatasi problem hutangnya. Tentunya sahabat Abu Umamah radhiyallahu ’anhu membaca doa bukan sekedar seperti orang bernyanyi tanpa memahami dan meyakini kekuatan doa tersebut. Di samping berdoa ia berusaha sekuat tenaga mengatasi apa-apa yang ia lontarkan dalam doanya. Ia berusaha mengatasi bingungnya, sedihnya, lemah dirinya, malasnya dan ketidakberdayaannya menghadapi kesewenang-wenangan manusia kepada dirinya. Demikianlah para sahabat radhiyallahu ’anhum. Mereka merupakan anak didik terbaik Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam sehingga mereka tidak pernah meragukan kekuatan doa. Barangkali jika di zaman sekarang ada orang yang datang kepada seseorang mengeluhkan problem hutangnya kemudian diberikan jalan keluar berupa doa kepada Allah subhaanahu wa ta’aala, ia akan marah dan merasa dipermainkan. Artinya, jika kita sedang bingung lantaran problem hutang yang tidak kunjung terlunasi, maka hendaknya kitapun mengikuti jejak generasi terbaik para sahabat radhiyallahu ’anhum tersebut. Mereka sungguh telah menghayati kebenaran firman Allah ta’aala di dalam Kitab-Nya: “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo`a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS Al-Baqarah ayat 186) Dari ayat di atas dapat kita simpulkan beberapa pelajaran yang sangat penting: 1.Allah ta’aala itu dekat. Artinya jangan kira Allah ta’aala tidak melihat dan mengetahui segala apa yang berkecamuk di dalam diri kita. Termasuk segala kesulitan yang kita hadapi. 2.Asalkan permohonan diajukan kepada Allah ta’aala, maka Allah ta’aala berjanji pasti akan mengabulkannya 3.Agar lebih besar kemungkinan dikabulkannya, hendaklah kita penuhi segenap perintah Allah ta’aaladan tentunya tinggalkan segenap larangan-Nya 4.Berimanlah kepada Allah ta’aala. Sebab Allah ta’aala memliki nama-nama yang baik (Asmaa-ul Husna). Allah ta’aala Dialah yang Maha Kaya, Maha Mendengar, Maha Pengasih, Maha Penyayang dan Maha Kuasa mengabulkan segenap doa hamba-hambaNya

Sabtu, 06 Oktober 2012

"Kadang kamu memilih tuk menahan diri dan membiarkan cinta pergi, bukan karena tak ada cinta, tapi karena takut mencintai lalu kehilangan lagi". By: Ki Ageng Asmara-Afifi Esfanora.

Asmaul Husna

99 asmaul husna dan artinya 99 Asmaul husna dan artinya 1. (Ar Rahman) Artinya Yang Maha Pemurah 2. (Ar Rahim) Artinya Yang Maha Mengasihi / Penyayang 3. (Al Malik) Artinya Yang Maha Menguasai / Merajai 4. (Al Quddus) Artinya Yang Maha Suci 5. (Al Salam) Artinya Yang Maha Selamat 6. (Al Mukmin) Artinya Yang Maha Melimpahkan Keamanan 7. (Al Muhaimin) Artinya Yang Maha Memelihara / Mengawasi 8. (Al Aziz) Artinya Yang Maha Berkuasa / Ynag Dapat Mengalahkan 9. (Al Jabbar) Artinya Yang Maha Perkasa / Menundukkan Segalanya 10. (Al Mutakabbir) Artinya Yang Mempunyai kebesaran. 11. (Al Khaliq) Artinya Yang Maha Pencipta 12. (Al Bari) Artinya Yang Maha Menjadikan / Melepaskan 13. (Al Musawwir) Artinya Yang Maha Pembentuk 14. (Al Ghaffar) Artinya Yang Maha Pengampun 15. (Al Qahhar) Artinya Yang Maha Memaksa 16. (Al Wahhab) Artinya Yang Maha Penganugerah / Pengkarunia 17. (Al Razzaq) Artinya Yang Maha Pemberi Rezeki 18. (Al Fattah) Artinya Yang Maha Pembuka 19. (Al Alim) Artinya Yang Maha Mengetahui 20. (Al Qabidh) Artinya Yang Maha Pengekang / Menyempitkan Rezeki 21. (Al Basit) Artinya Yang Maha Melimpah Nikmat / Melapangkan Rizki 22. (Al Khafidh) Artinya Yang Maha Perendah / Merendahkan Derajat 23. (Ar Rafik) Artinya Yang Maha Peninggi / Meninggikan Derajat 24. (Al Mu’izz) Artinya Yang Maha Menghormati / Memuliakan 25. (Al Muzill) Artinya Yang Maha Menghina 26. (As Sami) Artinya Yang Maha Mendengar 27. (Al Basir) Artinya Yang Maha Melihat 28. (Al Hakam) Artinya Yang Maha Mengadili / Menetapkan Hukum 29. (Al Adil) Artinya Yang Maha Adil 30. (Al Latif) Artinya Yang Maha Lembut/Halus 31. (Al Khabir) Artinya Yang Maha Waspada 32. (Al Halim) Artinya Yang Maha Penyabar 33. (Al Azim) Artinya Yang Maha Agung 34. (Al Ghafur) Artinya Yang Maha Pengampun 35. (Asy Syakur) Artinya Yang Maha Bersyukur / Berterima Kasih 36. (Al Ali) Artinya Yang Maha Tinggi 37. (Al Kabir) Artinya Yang Maha Besar 38. (Al Hafiz) Artinya Yang Maha Memelihara 39. (Al Muqit) Artinya Yang Maha Menjaga / Memberikan Makan 40. (Al Hasib) Artinya Yang Maha Penghitung 41. (Al Jalil) Artinya Yang Mempunyai Kebesaran 42. (Al Karim) Artinya Yang Maha Mulia 43. (Ar Raqib) Artinya Yang Maha Waspada / Mengawasi 44. (Al Mujib) Artinya Yang Maha Pengkabul 45. (Al Wasik) Artinya Yang Maha Luas 46. (Al Hakim) Artinya Yang Maha Bijaksana 47. (Al Wadud) Artinya Yang Maha Mengasihi / Penyayang 48. (Al Majid) Artinya Yang Maha Mulia 49. (Al Baith) Artinya Yang Maha Membangkitkan Semula 50. (Asy Syahid) Artinya Yang Maha Menyaksikan 51. (Al Haqq) Artinya Yang Maha Benar 52. (Al Wakil) Artinya Yang Maha Pentabir / Mengurusi 53. (Al Qawiy) Artinya Yang Maha Kuat 54. (Al Matin) Artinya Yang Maha Teguh / Kokoh 55. (Al Waliy) Artinya Yang Maha Melindungi 56. (Al Hamid) Artinya Yang Maha Terpuji 57. (Al Muhsi) Artinya Yang Maha Penghitung 58. (Al Mubdi) Artinya Yang Maha Pencipta dari Asal / Memulai 59. (Al Muid) Artinya Yang Maha Mengembalikan 60. (Al Muhyi) Artinya Yang Maha Menghidupkan 61. (Al Mumit) Artinya Yang Mematikan 62. (Al Hayyu) Artinya Yang Maha Hidup 63. (Al Qayyum) Artinya Yang Hidup serta Berdiri Sendiri 64. (Al Wajid) Artinya Yang Maha Penemu 65. (Al Majid) Artinya Yang Maha Mulia 66. (Al Wahid) Artinya Yang Maha Esa 67. (Al Ahad) Artinya Yang Tunggal 68. (As Samad) Artinya Yang Menjadi Tumpuan 69. (Al Qadir) Artinya Yang Maha Berupaya 70. (Al Muqtadir) Artinya Yang Maha Berkuasa 71. (Al Muqaddim) Artinya Yang Maha Mendahului 72. (Al Muakhir) Artinya Yang Maha Mengakhiri / Penangguh 73. (Al Awwal) Artinya Yang Pertama 74. (Al Akhir) Artinya Yang Akhir 75. (Az Zahir) Artinya Yang Zahir 76. (Al Batin) Artinya Yang Batin / Tak Kelihatan Dzatnya 77. (Al Wali) Artinya Yang Memerintah / Menguasai 78. (Al Muta Ali) Artinya Yang Maha Tinggi serta Mulia 79. (Al Barr) Artinya Yang banyak membuat kebajikan / Kebaikan 80. (At Tawwab) Artinya Yang Menerima Taubat 81. (Al Muntaqim) Artinya Yang Maha Memberi Hukuman / Siksaan 82. (Al Afuw) Artinya Yang Maha Pengampun 83. (Ar Rauf) Artinya Yang Maha Pengasih serta Penyayang 84. (Malikul Mulk) Artinya Pemilik Kedaulatan Yang Kekal / Memiliki Kerajaan 85. (Dzul Jalal Wal Ikram) Artinya Yang Mempunyai Keagungan dan Kemuliaan 86. (Al Muqsit) Artinya Yang Maha Adil 87. (Al Jami) Artinya Yang Maha Mengumpulkan 88. (Al Ghaniy) Artinya Yang Maha Kaya 89. (Al Mughni) Artinya Yang Maha Memberi Kekayaan 90. (Al Mani) Artinya Yang Maha Pencegah / Mempertahankan 91. (Al Darr) Artinya Yang Mendatangkan Mudharat / Bahaya 92. (Al Nafi) Artinya Yang Memberi Manfaat 93. (Al Nur) Artinya Memberi Cahaya 94. (Al Hadi) Artinya Yang Memimpin dan Memberi Pertunjuk 95. (Al Badi) Artinya Yang Maha Pencipta Yang Tiada BandinganNya 96. (Al Baqi) Artinya Yang Maha Kekal 97. (Al Warith) Artinya Yang Maha Mewarisi 98. (Ar Rasyid) Artinya Yang Maha Pandai 99. (As Sabur) Artinya Yang Maha Penyabar / Sabar